Hana Indra Kusuma (Direktur Utama NASA)
Apa yang harganya mahal selain emas, intan permata ?
Investasi apa yang susah dinilai selain tanah, emas atau saham ?
Ya, mungkin WAKTU-lah jawabannya. Mungkin karena waktu tidak ada yang jual (walau gratis sebenarnya), mungkin waktu tidak akan pernah bisa kembali (walau Dia senantiasa tersedia dan setia menemani kita). Waktu memang unik, orang yang sibuk merasa waktu sangat terbatas, sementara seorang penganggur sampai bingung harus dengan apa untuk menghabiskan waktu.
Banyak ungkapan, “wah waktu tidak berpihak kepada kita,” padahal waktu bukan seorang juri yang punya kecenderungan subyektif memihak salah satu pihak, waktu itu netral. Bukan waktu yang tidak memihak tapi yang sesungguhnya sering terjadi adalah waktu menjadi kambing hitam akan kesalahan atau kelemahan Kita dalam memanfaatkan waktu dengan optimal. Karena waktu selalu tersedia dan gratis maka kecenderungan secara psikologis banyak orang terlena untuk tidak memanfaatkannya dengan optimal, sehingga tatkala gagal menghampiri munculah sang kambing hitam waktu.
Kadang Kita mendengar, mencoba bermain-main dengan waktu, padahal sesungguhnya waktu tidak suka “bermain-main”, “Dia” akan meninggalkan siapa saja yang tidak serius (bermain-main) dengannya tanpa pandang bulu dan banyak pertimbangan, karena waktu tidak akan berhenti dan kembali walau sedetik “Dia” akan terus melaju.
Hal lain kadang terucap, “biarlah sang waktu yang akan merubah,” ungkapan ini terkesan “bernada pasrah,” padahal tanpa upaya dari diri sendiri yang maksimal, hingga kiamatpun sang waktu tetap tidak akan memberikan perubahan apa-apa pada diri kita, bisa saja terjadi perubahan tapi perubahan ke arah yang lebih jelek, jika tetap tidak memanfaatkan waktu dengan optimal dengan berupaya keras mengupgrade diri dalam semua sisi.
Sebuah pepatah mengatakan “waktu adalah uang,” kalau begitu orang yang super sibuk boleh saja mengatakan Saya tidak punya “uang” untuk mengganti ucapan “saya tidak punya waktu?” Tanpa pemahaman yang komprehensif seberapapun waktu yang dihabiskan tentu tidak akan linier dengan uang yang dihasilkan. Coba saja kita amati ada orang yang menghabiskan waktu banyak untuk bekerja tapi uang yang didapat tidak lebih banyak dibandingkan dengan yang menghabiskan waktu untuk bekerja lebih sedikit. Tentu ada prasyarat untuk pepatah tersebut, yaitu dengan cara apa kita menghabiskan waktu (walau waktu tidak akan pernah habis) apakah hanya sekedar dengan kerja keras saja atau disertai juga dengan kerja cerdas, tuntas dan ikhlas.
Dalam beberapa kondisi kadang terucap “wah waktu sudah habis,” Padahal waktu tidak akan pernah habis. “Habis” hanya pada saat episode tertentu saja, tapi tetap akan tersedia terus dalam episode-episode selanjutnya selama Kita mau berjuang kembali, berupaya kembali dengan semangat pantang menyerah.
Suatu saat kita bicara “pada waktu itu beda dengan pada waktu sekarang sehingga bla…bla..bla,” (yang negatif-negatif pokoknya), Kembali waktu jadi kambing hitam. Waktu selalu sama. Jika Kita bisa beradaptasi dengan Waktu, maka Sang waktu akan tetap sama. Hanya orang yang susah atau bahkan tidak mau beradaptasilah yang akan kembali menyalahkan sang waktu dan siap-siaplah menjadi dinosaurus yang akan punah, bukankah tidak yang terkuat yang akan bertahan melainkan yang bisa beradaptasilah yang akan bertahan.
Dalam kondisi terdesak meluncur perkataan “Waduh Kita sudah habis ditelan waktu,” Waktu bukanlah species hewan predator buas yang gemar “menelan” mangsanya, sebaliknya kitalah yang sering “menelan” waktu dengan sia-sia tanpa melakukan hal-hal yang positif dan produktif, sehingga ketika kegagalan datang, Kita menjadi tidak bersahabat kepada waktu, seakan-akan Waktu adalah hewan buas yang gemar menelan.
Karena waktu memang bukanlah sejenis kambing berwarna hitam maka tidak layak waktu dikambing hitamkan, apalagi lupa waktu sehingga lupa diri untuk menyadari bahwa sesungguhnya waktu itu lebih berharga dari benda atau investasi apapun. Maka investasi waktu pada bulan puasa, pasca lebaran dan waktu-waktu ke depan seterusnya terkait bisnis NASA tetap bisa dijalankan dengan menyesuaikan kondisi. Memprospek, membina jaringan, diskusi dengan jaringan, selling (baik on line maupun off line), memperdalam pengetahuan bisnis, membuat alat bantu bisnis, berlatih presentasi, dll.
Kita bisa mengisi dan menorehkan banyak hal positif yang produktif atau sebaliknya pada sang waktu. Hidup (waktu) terlalu singkat untuk bersantai-santai, terlalu indah untuk merasa jenuh, dan terlalu istimewa untuk disia-siakan. JikaSAWAH (SAat WAktu Hidup) KITA kerjakan dengan baik maka tentu akan memberikan “panen” yang baik juga …..SEMANGAT PAGI !....NEVER GIVE UP!....
0 komentar:
Posting Komentar