Rabu, 06 Maret 2013

INDONESIA TIDAK MEMBUTUHKAN DUNIA TETAPI DUNIA YANG MEMBUTUHKAN INDONESIA





Suatu pagi, kami menjemput seorang klien di Bandara. Orang itu sudah tua kisaran 60 tahun. Si Bapak adalah pengusaha asal Singapura, dengan logat bicara gaya melayu dan English. Beliau menceritakan pengalaman-pengalaman hidup yakepada kami yang masih muda. Beliau berkata, “Your country is so rich (Negaramu KAYA) !!!”. Ahh…, biasa banget dengar kata-kata itu. Tapi tunggu dulu. “Indonesia doesn’t need the world, but the world needs Indonesia , lanjutnya. “Everything can be found here in Indonesia, you don’t need the world (Apapun dapat ditemukan di Indonesia, kamu tidak membutuhkan dunia).  Mudah saja, Indonesia adalah paru-paru dunia. Tebang saja hutan di Kalimantan, dunia pasti kiamat.


Dunia yang butuh Indonesia ! Singapura is nothing (Singapura tidak ada apa-apanya), we can’t be rich without (kita tidak bisa kaya tanpa) Indonesia. 500 ribu orang Indonesia berlibur ke Singapura tiap bulan. Bisa terbayang uang yang masuk ke kami, apartemen-apartemen baru kami yang beli orang-orang Indonesia tidak peduli harga selangit, laku keras. Lihatlah Rumah sakit kami, orang Indonesia semua yang berobat. Terus, kalian tahu bagaimana kalapnya pemerintah kami ketika asap hutan Indonesia masuk ? Ya, benar-benar panik. Sangat terasa,we are nothing. Kalian tahu kan kalau Agustus kemarin dunia krisis beras. Termasuk di Singapura dan Malaysia ? Kalian di Indonesia dengan mudah dapat beras. Lihatlah Negara kalian, air bersih dimana-mana, lihatlah Negara kami, air bersih pun kami beli dari Malaysia. Saya ke Kalimantan pun dalam rangka bisnis, karena pasirnya mengandung permata. Terlihat glitter kalau ada matahari bersinar. Penambang jual cuma Rp 3 ribu per Kg ke pabrik China, Si-pabrik jual kembali seharga Rp 30 ribu perKg. Saya lihat ini sebagai peluang. Kalian sadar tidak kalau Negara-negara lain selalu takut meng-embargo Indonesia ? Ya, karena Negara kalian memiliki segalanya. Mereka takut kalau kalian menjadi mandiri, makanya tidak di embargo. Harusnya KALIANLAH YANG MENG-EMBARGO DIRI KALIAN SENDIRI. Belilah pangan dari petani-petani kalian sendiri, belilah tekstil garmen dari pabrik-pabrik sendiri. Tidak perlu impor kalau bisa produk sendiri. Jika kalian bisa mandiri, bisa MENG-EMBARGO DIRI SENDIRI, INDONESIA WILL RULE THE WORLD (INDONESIA AKAN MENGENDALIKAN DUNIA)…!!!!
Begitulah sekelumit kisah dari seorang mahasiswa Indonesia di Australia. Penulis mendapatkannya dari akun seorang teman pada sebuah jejaring/media sosial. Sepatutnya kisah tersebut di atas menjadi bahan inspirasi dan motivasi kita sebagai bagian dari Bangsa Indonesia agar lebih menggelorakan semangat NASIONALISME, meskipun yang menyampaikannya adalang warga Negara Singapura, Bukan siapa yang bicara, tetapi apa yang dibicarakan.
Kondisi Bangsa Indonesia yang tak kunjung mengalami peningkatan yang signifikan disegala bidang tidak lepas dari memudarnya rasa nasionalisme, yaitu memudarnya prinsip-prinsip BERDIKARI (berdiri pada kaki sendiri) yang pernah disampaikan oleh Bung Karno dalam Pidato Politik 17 Agustus 1965 dengan judul “TAHUN BERDIKARI”. Tiga prinsip BERDIKARI, yakni, Berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Saatmomentum HUT KEMERDEKAAN RI kembali hadir pada usianya yang ke-67, rasanya semangat NASIONALISME dalam semangat BERDIKARI tersebut haruslah kembali kita tanamkan dalam diri setiap warga Negara dan kita implementasikan mulai dari hal-hal kecil,mulai detik ini, dan mulai dari diri sendiri.

Penulis: Ir. Hana Indra Kusuma, MP (Direktur PT. Natural Nusantara)

0 komentar:

Posting Komentar